Pasti Ayah Bunda sudah mengetahui bahwa
penyebab penyakit ini adalah bakteri yang berbentuk batang dinamakan Bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini punya sifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam, dia dapat hidup berbulan-bulan bersarang pada organ
yang di serangnya dan dia juga memiliki daya tahan yang kuat. Kenapa demikian?
Karena bakteri TBC memiliki dinding sel yang sebagian besar tersusun dari asam
mikolik dengan cabang molekul lipid yang memberikan penghalang tak tembus di
sekitar sel. Lipid inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam dan
gangguan fisika kimia.
Cara Penularan TBC
Cara penularan penyakit ini biasanya
menular melalui udara yang tercemar bakteri Tb yang dilepaskan pada saat
penderita Tb batuk. Ada juga yang melalui percikan dahak penderita yang keluar
saat batuk (beberapa ahli mengatakan bahwa air ludah juga bisa menjadi media
perantara), bisa juga melalui debu, alat makan/minum yang mengandung kuman
TBC. Untuk anak- anak biasanya ditulari oleh penderita Tb dewasa.
Bakteri ini masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB ini dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain.
Nah bagaimana cara mereka bergerak menyerang anak: Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TB ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TB akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian anak dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan pesat yang membuat tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak inilah yang membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TB.
Jadi dengan demikian kita bisa tahu penyebab utama penyakit ini adalah imunitas / daya tahan tubuh kita atas bakteri ini. Dengan situasi sekarang dengan polusi udara yang buruk, faktor lingkungan: sanitasi, pencemaran makanan, minuman dll membuat hampir semua orang terjebak dalam serangan bakteri ini. Terutama anak-anak.
Gejala-gejala yang harus dicurigai TB
Gejala umum/tidak spesifik
- Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi.
- Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
- Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
- Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering di daerah leher, axilla dan inguinal.
Gejala-gejala respiratorik :
- batuk lama lebih dari 3 minggu
- tanda cairan di dada, nyeri dada
Gejala khusus
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Yang ini juga penyebab kematian bayi yang masih menjadi momok sampai sekarang.
Obat TBC:
Obat yang digunakan oleh para dokter
untuk TB digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin.
Biasanya dokter memberikan obat dalam 4 kombinasi seperti rifamisin, etambutol, isoniazid dan pirazinamid. Tujuan memberikan 4 kombinasi obat ini adalah agar kuman TBC tersebut tidak cepat menjadi resisten. Obat ini adalah golongan antibiotik, yang harus diminum setiap hari dan diminum sampai habis, sampai penyakit dinyatakan sembuh. Lamanya? Tergantung atas penyakit pasien. Biasanya kisarannya antara 6-9 bulan.
Kenapa antibiotik harus diminum sampai habis?
Saat tubuh sudah mulai merespon
obat, badan akan terasa membaik dan mungkin gejala penyakit akan berkurang hal
ini membuat banyak orang menghentikan pengobatan sampai disini. Tapi antibiotik
tetap harus dihabiskan, karena apabila tidak dihabiskan akan menyebabkan
resistensi atau kekebalan terhadap bakteri patogen yang menyerang tubuh. Jika
efek resistensi telah terjadi dikhawatirkan obat tersebut sudah tidak lagi
efektif saat terjadi infeksi berikutnya yang membutuhkan antibiotik yang sama.
Apa resiko jika penggunaan antibiotik tidak sesuai aturan?
Perlu kita ketahui bahwa bakteri
yang menyerang tubuh memiliki sistem pertahanan yang berbeda. Sistem pertahanan
pada bakteri mempunyai sistem pertahanan berlapis yang membantunya bertahan
apabila diserang oleh sistem pertahanan tubuh maupun oleh Antibiotik. Apabila
obat yang diresepkan dokter tidak diminum sampai habis atau meminumnya tidak
sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan, maka ada kemungkinan bakteri belum
tuntas terbunuh dan dapat membentuk pertahanan baru terhadap antibiotik
tersebut (resisten).
Sistem pertahanannya kemudian berkembang dan membentuk sistem pertahanan yang baru sehingga tetap dapat bertahan apabila diserang oleh antibiotik yang sama (walaupun kita kembali meminum antibiotik tersebut namun bakteri akan mampu bertahan dan melawan antibiotik yang kita minum). Jika telah terjadi resistensi, maka diperlukan dosis antibiotik yang lebih tinggi atau dilakukan penggantian antibiotik yang memiliki daya hambat maupun daya bunuh lebih tinggi dari antibiotik sebelumnya.
Sistem pertahanannya kemudian berkembang dan membentuk sistem pertahanan yang baru sehingga tetap dapat bertahan apabila diserang oleh antibiotik yang sama (walaupun kita kembali meminum antibiotik tersebut namun bakteri akan mampu bertahan dan melawan antibiotik yang kita minum). Jika telah terjadi resistensi, maka diperlukan dosis antibiotik yang lebih tinggi atau dilakukan penggantian antibiotik yang memiliki daya hambat maupun daya bunuh lebih tinggi dari antibiotik sebelumnya.
Oleh karena itu, walaupun gejala penyakit TBC sudah hilang, pengobatan tetap harus dilakukan sampai tuntas, karena bakteri TBC sebenarnya masih berada dalam keadaan aktif dan siap membentuk resistensi terhadap obat.
WASPADA!
Obat TBC memiliki efek samping, jika
obat tersebut diberikan sesuai dosis dan diawasi dokter, efek samping yang
ditimbulkan akan lebih kecil. Karena lamanya penggunaan obat, efek samping
atas obat TBC itu adalah: Rifamisin, Isonazid, dan juga pirazinamid
menimbulkan kerusakan pada sel hati sehingga pada beberapa waktu setelah
pemakaian obat terlihat terjadi kenaikan kadar SGPT darah yang merupakan
petanda terjadinya gangguan pada fungsi hati (hepatitis) akibat pemakaian obat
TBC tersebut. Sedangkan Ethambutol menimbulkan gangguan pada penglihatan mata
sehingga kita juga selalu berhati-hati terhadap pemakaian ethambutol ini.
Selain itu, Rifamisin juga dapat menimbulkan gatal-gatal pada kulit setelah
beberapa lama.
Kesimpulan:
- Dengan situasi sekarang dengan polusi udara yang buruk, faktor lingkungan: sanitasi, pencemaran makanan, minuman dll membuat hampir semua orang terjebak dalam serangan bakteri ini. Terutama anak-anak.
- Bahwa imunitas / daya tahan tubuh atas bakteri ini adalah faktor penting dalam melawan penyakit TBC.
- Bahwa Obat TBC adalah jenis antibiotic yang mempunyai efek samping, jika obat tersebut diberikan sesuai dosis dan diawasi dokter, efek samping yang ditimbulkan akan lebih kecil. Efek samping itu antara lain: terganggunya fungsi hati (Hepatitis), gangguan mata, dan gatal-gatal pada anak.
Atas dasar alasan diatas, Kami memiliki formula pendamping obat flek pada anak. Formula itu adalah perpaduan madu
dan protein albumin dari ikan gabus, ditambah dengan temulawak dan pegagan.
Apa pengertian dan manfaat dari masing-masing bahan tersebut, Yuk Bunda, kita
bahas satu demi satu. Tapi agak panjang penjelasannya agar lebih komplit dalam
memahami, jadi Bunda yang sabar ya dalam membaca ^_^
Apa Itu Madu?
Madu adalah zat manis alami yang
dihasilkan lebah yang berasal dari bahan baku nektar bunga. Glukosa dalam
madu berkhasiat mengembalikan cairan tubuh dengan cepat. Fruktosanya dapat
mengurangi kerusakan hati. Penggunaan madu sebagai obat dimulai sejak zaman
Yunani dan Mesir kuno.
Madu bukan obat sembarangan, madu adalah satu-satunya obat berbahan alami yang khasiatnya secara eksplisit difirmankan Allah swt., Dzat yang menurunkan penyakit dan yang memberikan kesembuhan, dalam surat An-Nahl (Lebah) “Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.“
Rasulullah saw., juga menganjurkan pengobatan menggunakan madu. Sabda Rasulullah saw. yang mengungkapkan madu sebagai obat adalah sebagai berikut: Dari Ibnu Abbas R.A. dari Rasulullah S.A.W. : ”Apabila pada sebagian obat yang kalian gunakan terkandung kebaikan, maka kebaikan itu terdapat pada meminum madu," Bahkan Rasulullah saw. juga menyandingkan madu dengan Al-Qur’an, mu’jizat beliau, dalam sabdanya, “Hendaklah kalian menggunakan dua penawar, yakni madu dan Al-Qur’an,” (H.R. Ibnu Majah).
Madu mengandung aneka zat gizi seperti karbohidrat , protein , asam amino, multi vitamin, mineral. Bahkan dari hasil penelitian ahli, madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara produk ternak lainnya: susu, telur , daging, keju dan mentega sekitar (82,3% lebih tinggi) Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori atau perbandingan 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau 5,675 liter susu atau 1680 gram daging. Dari hasil penelitian terbaru ternyata zat-zat atau senyawa yang ada didalam madu sangat komplek yaitu mencapai 181 jenis .
Madu baik diminum untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Sangat dianjurkan dikonsumsi untuk anak-anak. Madu mengandung seluruh vitamin yang dibutuhkan oleh anak yaitu: A, B1, B2, B3, B5, B6, D, K, E, Uric Acid dan asam nikotinat. Semua vitamin ini penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh anak. Selain itu madu mudah diserap tubuh hanya perlu waktu 1 jam saja. Hal ini berbeda dengan vitamin pada berbagai makanan lain yang lebih lambat proses penyerapannya dibanding penyerapan vitamin yang terdapat didalam madu.
Kandungan levulosa didalam madu berfungsi sebagai stimulant pencernaan bagi sang anak, yang membantu meningkatkan nafsu makan anak. Termasuk didalamnya madu juga dapat mengatasi masalah sakit perut pada anak. Karena madu memiliki beberapa bakteri yang baik yang dapat membunuh bakteri jahat dalam usus. Salah satu bakteri tersebut adalah jenis laktobasilus.
Dengan demikian madu sangat berfungsi sebagai stimulant peningkat daya tahan tubuh Anak, yang merupakan faktor utama dalam melawan penyakit TBC.
Apa itu Protein Albumin?
Albumin merupakan plasma protein
tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein tubuh mencapai kadar 60%.
Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin sangat vital mulai dari
pembentukan jaringan sel baru.penyusun struktur sel, antibodi, enzim, hingga
hormon. Albumin ini disintesis oleh sel hati dan dikeluarkan langsung ke
pembuluh darah tanpa disimpan.
Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Selain itu menyebabkan tekanan osmotik darah turun sehingga pengangkutan asam lemak, obat, hormon, dan enzim terganggu. Albumin inilah yang berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal.
Tetapi yang sangat menarik, jika konsumsi berlebihan albumin ini tidak akan menyebabkan kelebihan albumin (hiper albumin). Ketika pasokan albumin berlebih, tubuh akan menyimpannya sebagai massa otot, sehingga orang sehat pun aman mengkonsumsi albumin sebagai suplemen.
Kekurangan gizi seperti ini pun berdampak terhadap penurunan daya kekebalan tubuh, sehingga anak mudah sakit. Sementara pada anak yang menderita penyakit TBC, akan menjadi lebih lama untuk disembuhkan.
Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan. Anak tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak bugar.
Itulah sebabnya, bila anak terkena TBC dan badannya sulit sekali tumbuh, usahakan untuk selalu menyajikan makanan yang kaya protein albumin. seperti ikan gabus.
Apa itu ikan gabus dan mengapa??
Ikan gabus adalah jenis ikan air
tawar, ikan ini memiliki nama ilmiah Channa striata yang dapat
tumbuh hingga mencapai 1 m panjangnya. Ikan gabus ini memiliki mirip kepala
ular, ikan gabus termasuk jenis ikan predator dan sering kita jumpai di sungai
yang memiliki arus tenang atau pun di rawa-rawa.
Hasil riset Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Fakultas Perikanan Brawijaya Malang mengungkapkan, kandungan albumin pada ikan gabus sangat tinggi yaitu 62,24 g/kg. Sementara telur hanya 9,34 g/kg. Seperti apa yang dialami oleh Dahlan Iskan (Menteri BUMN RI), beliau sebelum operasi hati akibat penyakit hepatitis B, meminta saran kepada Prof. Eddy bagaimana cara menjaga protein di darahnya. Prof Eddy menyarankan agar Pak Dahlan konsumsi ikan gabus. Sejak itu, kondisi tubuhnya semakin segar dan sehat.
Berdasarkan hasil penelitian ikan gabus memiliki kandungan: Protein = 79,5 %, Albumin = 30,5 %, Mineral = 5,95 % , Kadar Air = 2,84 % kandungan kesemuanya ini sangat baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan protein ikan gabus lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi, termasuk jenis ikan yang ada. Nilai cerna protein ikan gabus juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Daging ikan gabus sangat rendah kolagen menjadikan lebih mudah dicerna anak, kelompok lanjut usia, dan juga orang yang baru sembuh dari sakit. Anak memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna.
Jadi, Albumin sangatlah diperlukan oleh anak penderita TBC selain untuk peningkat daya tahan tubuhnya, juga sebagai stimulant pertumbuhan dan perbaikan pada sel dalam tubuhnya, untuk membantu anak tumbuh besar disaat anak penderita TBC mengalami gejala kurus dan susah makan,
Apa itu Temulawak?
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).
Kandungan utama rimpang temulawak adalah kurkumin bermanfaat meningkatkan
nafsu makan, dan membersihkan darah. Sejak jaman dulu digunakan oleh para
orang tua untuk terapi anak yang susah makan, dan susah untuk gemuk secara
efektif.
Selain itu, manfaat lainnya, temulawak juga digunakan kepada anak sebagai peningkat kekebalan tubuh, juga sebagai hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), anti hepototoksik (anti keracunan empedu), anti inflamasi (anti radang), penurun demam dan laxative (pencahar), dan menghilangkan nyeri. Efek farmakologis inilah yang sangat dibutuhkan pada anak penderita TB yang mengkonsumsi obat TB yang sudah dijelaskan diatas, untuk meminimalisir efek samping obat tersebut.
Jadi temulawak sangat cocok untuk anak penderita TBC untuk meningkatkan kekebalan tubuh, melindungi hati dari efek samping obat TB sekaligus terapi anak yang dalam kondisi susah makan, kurus, sakit demam, yang merupakan tanda-tanda dari penyakit TBC pada anak.
Apa itu Pegagan?
Menurut Dr. Anas Subarnas, Dekan
Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran, tanaman yang bersifat adaptif itu
menghasilkan antibiotik yang aktif melawan bakteri tuberkolosis/ TB. Hal itu
dibuktikan dengan penelitian Boeteau P. dari Tuberculosis Research Center di
India. Senyawa aktif dalam pegagan mampu melawan Mycobacterium tuberculosis. Ia
menginokulasi bakteri tuberkulosis pada marmut selama 15 hari. Setelah itu, 0,5
ml asiaticosida diinjeksikan ke tubuh marmut. Hasilnya, jumlah lesi tuberkular
di paru-paru , hati, dan limpa berkurang.
Selain itu, Sejak zaman dahulu, pegagan (Centella asiatica) mempunyai khasiat yang paling banyak diteliti oleh peneliti diseluruh dunia yang menyangkut kecerdasan. Penelitian yang dilakukan oleh B. Sathya dan R. Uthaya Ganga, dari Govt. Siddha Medical College, India. Mereka menguji khasiat serbuk pegagan terhadap IQ anak. Hasilnya, serbuk pegagan terbukti dapat meningkatkan intelegensia. 15 anak yang mengalami hambatan mental diberi 500 mg serbuk pegagan selama 1 bulan. Hasilnya, IQ meningkat sampai 4,6%. Semua anak yang mengikuti uji klinis juga lebih berkonsentraasi.
Dari keterangan diatas singkatnya ramuan madu + albumin Ikan gabus + temulawak + pegagan berkhasiat:
-Meningkatkan daya tahan tubuh anak untuk melawan bakteri TBC
-Menambah protein albumin dan
vitamin pada tubuh anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal serta
serapan obat kedalam tubuh menjadi maksimal
-Pemercepat penyembuhan penyakit TBC
pada anak.
-Menetralisis efek samping dari Obat
TBC, antara lain gangguan Hati, mata dan kulit.
-Menambah nafsu makan dan berat
badan pada anak penderita TBC.
Referensi Produk yang berisi ramuan diatas >> KLIK !!
No comments:
Post a Comment